Sabtu, 02 November 2019

Perbedaan Cake Emulsifier: TBM, SP, dan Ovalet

Perbedaan Cake Emulsifier: TBM, SP, dan Ovalet yang Harus Kamu Tahu!

Saat membuat kue, kita membutuhkan cake emulsifier sebagai pengemulsi atau penyatu bahan-bahan kue. Walaupun tak sekuat baking powder, bahan tersebut juga bisa menjadi pengembang kue. Hasilnya, adonan akan lembut dan berpori halus. 

Di pasaran, ada tiga nama cake emulsifier yang terkenal, yakni TBM, ovalet, dan SP. Apa saja sih perbedaannya, simak ulasannya di bawah ini!


1. TBMPerbedaan Cake Emulsifier: TBM, SP, dan Ovalet yang Harus Kamu Tahu!
Sebenarnya ketiganya memiliki fungsi serupa, yakni sebagai pelembut kue. Bedanya terletak pada kualitasnya. TBM punya komposisi yang lebih kompleks dibandingkan ovalet. Penggunaannya sekitar satu sendok teh untuk lima butir telur.

Umumnya, TBM bisa digunakan dalam memperbaiki tekstur adonan. Kalau kamu pengin mencampurkan mentega dan gula yang telah mengembang dengan telur, bahan ini sangat membantu.


2. OvaletPerbedaan Cake Emulsifier: TBM, SP, dan Ovalet yang Harus Kamu Tahu!
Keunikan ovalet terletak pada kandungan asam lemak dari hewan atau tumbuhan. Ada baiknya kamu mengecek apakah ovalet yang kamu beli mengantongi sertifikat halal atau tidak. 

Ovalet bisa menstabilkan adonan supaya homogen dan tidak mudah turun saat dikocok. Telur dan mentega bisa tercampur rata menggunakan ovalet. Hasil kue jadi lebih lembut dan agak basah.


3. SPPerbedaan Cake Emulsifier: TBM, SP, dan Ovalet yang Harus Kamu Tahu!
SP biasa digunakan kalau resepnya membutuhkan telur yang dikocok hingga mengembang kaku. Adonan tidak mudah turun dan bisa menyatu dengan baik.

Kandungannya sama dengan ovalet, yakni menggunakan produk hewani. Ada pula kandungan kimia berupa ryoto ester (gula ester), seperti asam stearat, palmitic, dan oleic.


sejarah kue bulan/moon cake

Perkataan Tiong Chiu berasal dari kata Tiong berarti tengah dan Chiu berarti musim rontok, jadi boleh dikatakan sebutan Tiong Chiu arti secara harafiah berarti pertengahan musim rontok. Namun demikian masyarakat lebih kenal dengan sembahyang Tiong Chiu Pia sebenarnya penyebutan ini tidak tepat/salah kaprah namun kenyataan dalam kebiasaan masyarakat tetap demikian.

Perayaan sembahyang kue bulan tahunan setiap tanggal 15 bulan delapan kalender Imlek, untuk tahun ini memasuki tahun Imlek ke 2557 tanggalan masehi jatuh pada tanggal 6 Oktober 2006. Pada hari itulah bulan paling bulat dan paling terang sepanjang tahun, karena pada hari itu jarak bulan dengan bumi dan bentuk kue yang bulat melambangkan terangnya bulan menyinari bumi.

Sejarah
Bicara Tiong Chiu Pia dapat dibagi dalam tiga bagian (1) Adat Sembahyang Dewi Bulan, (2) kisah Dewi Bulan, (3) Kue.

Pertama, sebelum Dinasty Qin 221-206 SM rakyat China sudah mengenal tradisi/adat sembahyang Dewi Bulan yang dihubungkan dengan posisi bulan bagi masyarakat untuk cocok tanam (agraris). Karena dianggapnya sinar rembulan dapat memberikan kesuburan dalam ekosistem tanah bagi kaum petani dan dimalam purnama memang bulan terterang sepanjang tahun juga diikuti musim panen.

Kedua, menurut legenda zaman dahulu kala terdapat 10 matahari yang sangat mempengaruhi ekosistem bumi sehingga oleh Dewa Ho Yi pemanah Jitu Khayangan/langit, dipanalah matahari hingga sisa satu. Peristiwa ini Yi Wang Ta Tie (Tuhan) sangat malah dan menghukum HOYI dan istrinya Chang Er dengan cara menjadikan pasangan ini menjadi masyarakat biasa/ hidup di duniawi. Suatu hari mereka menemukan obat awet muda sepanjang masa dan dimakan oleh istrinya Chang Er sehingga tubuhnya ringan dan terbang menuju bulan. Dari sinilah asal muasal sembahyang Dewi Bulan.

Ketiga, kue Tiong Chiu Pia. Pada tahun 1206 M China dijajah Mongolia pimpinan Tieh Mu Chen hingga tahun 1368 M berarti selama 89 China dijajah Mongolia. China berhasil merebut kembali dari Mongolia berkat upaya kepala pengemis Zhu Yan Chang menjelang sembahyang Dewi Bulan mengedarkan pesan-pesan dalam kue-kue agar pada malam purnama (Tiong Chiu) kita merebut kekuasaan kembali dari tangan Mongolia dan ternyata berhasil bertepatan pada tanggal 9 September 1368 M. Semenjak itulah kue Tiong Chiu mengalami perkembangan hingga dewasa ini. Dan semenjak inilah berdirinya kerajaan pertama di Tiongkok dengan sebutan Dinasty Ming (1368-1644 M). Masa kepemimpinan Tieh Mu Chen 1206-1368 M oleh adiknya bernama Hu Pit Lei Han dinamai Dinasty Yan (1206-1368) M.

Religius
Sembahyangan Tiong Chiu diselenggarakan pada tanggal 15 bulan delapan Imlek (Pue Gwee Cap Go) secara religius sebagai pernyataan syukur kepada Malaikat Bumi (Too Ti Kong/Hok Tik Cing Sien). Penyambutan di saat bulan purnama di pertengahan musim rontok di belahan bumi Utara. Saat itu cuasa baik dan bulan nampak sangat cemerlang. Para petani sibuk dan gembira karena berada di tengah musim panen. Maka musim itu dihayati sebagai saat-saat yang penuh berkah Tuhan Yang Maha Esa lewat bumi yang menghasilkan berbagai hasil bumi, sehingga malaikat Bumilah disembahyangi terutama bagi negara agraris yang terdapat empat musim seperti Cina.

Pada saat purnama yang cemerlang itu dilakukan sembahyang kepada Dewa Bumi sebagai pernyataan syukur atas berkah yang diperoleh. Sebagai sajian khususnya ialah Tiong Chiu Pia yang melukiskan rembulan juga melambangkan Dewa Bumi. Di dalam Upacara sembahyang Besar Tiong Chiu hendaknya dihayati makna yang tersirat bahwa Tuhan Maha Besar, Maha Pengasih dan segenap berkah karunia itu hendaknya mendorong dan meneguhkan Iman, menjunjung dan memuliakan kebajikan karena makna Dewa Bumi membawakan berkah atas kebajikan. Menghormati Dewa Bumi hendaknya mengingatkan pula kepada Sabda Nabi Ie Ien yang berbunyi “sungguh milikilah yang satu-satunya, yaitu “kebajikan”, Dialah yang benar-benar berkenan di hati Tuhan. Jangan berkata Tuhan memihak kepadaku, hanya Tuhan senantiasa melindungi yang satu, yakni kebajikan”.

Selain sembahyang Dewa Bumi, masyarakat justru banyak yang sembahyang kepada Dewi Bulan di malam hari. Soal spiritual tidak ada yang bisa menghalangi seseorang untuk menunaikan ibadah dan yang penting adanya niat untuk memberikan kelurusan dalam hati dengan membuka pintu rohani menunaikan ibadah untuk memberikan kenyamanan bathin bagi yang melaksanakannya. Justru kemelian perayaan malam purnama adanya persembahyangan kepada Dewi Bulan Selain sajian kue bulan juga bermakna mendoakan mendapatkan kecantikan bagaikan Dewi Bulan sepanjang jagad yang disimbolkan dengan bedak untuk dipakai oleh para pemuja.


Resep Cake Cokelat dengan 2 Bahan

Resep Cake Cokelat dengan 2 Bahan, Mood Boster di Tengah Penat Kerja

Siapa bilang bikin kue cokelat butuh banyak bahan dan waktu yang lama? Dalam resep yang akan dibagikan IDN Times kali ini, kamu cuma butuh dua macam bahan untuk bisa bikin chocolate cakeyang legit dan lembut! Gak percaya? Simak cara pembubatannya di bawah ini!


1. Bahan-bahan membuat chocolate cakeResep Cake Cokelat dengan 2 Bahan, Mood Boster di Tengah Penat Kerja
  • 165 gram cokelat manis batangan
  • 3 butir telur ukuran sedang

2. Cara membuat chocolate cakeResep Cake Cokelat dengan 2 Bahan, Mood Boster di Tengah Penat Kerja
  1. Panaskan oven dengan suhu 170 derajat celcius.
  2. Pisahkan tiga putih dan kuning telur dalam dua mangkuk berbeda.
  3. Lelehkan cokelat dengan cara di-tim. Didihkan air di atas panci, lalu letakkan mangkuk kaca berisi cokelat di atasnya. Aduk cokelat terus menerus hingga sepenuhnya meleleh. Jaga suhunya tetap hangat agar cokelat tidak mengeras kembali.
  4. Kocok putih telur dengan mixer hingga kaku. Jika adonan putih telur tak jatuh ketika mangkuk dibalik, artinya sudah cukup.
  5. Ambil mangkuk cokelat leleh, tuang kuning telur satu per satu, lalu aduk hingga merata seluruhnya.
  6. Selanjutnya masukkan putih telur ke campuran cokelat secara bertahap, aduk satu arah menggunakan spatula. Lanjutkan tahap ini hingga seluruh putih telur tercampur rata.
  7. Masukkan dalam oven selama 30-40 menit hingga matang.
  8. Kue siap dihidangkan.
Kamu bisa juga lho menambahkan topping sesuai selera. Bisa hanya dengan taburan gula halus, buah kaleng, hingga es krim.